Jumat, 13 Maret 2009

sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW

sejarah Kelahiran Sang Nabi Muhammad SAW

Pada saat yang sangat kritis ini muncullah sebuah bintang pada malam yang gelap gulita, sinarnya semakin terang membuat malam menjadi terang benderang, ia bukan bintang yang biasa, tapi bintang yang sangat luar biasa, bahkan matahari di siang haripun malu menampakkan sinarnya karena bintang ini adalah maha bintang yang terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya dalam kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia dikenal dengan Nama Muhammad, menurut sejarawan bintang ini tepat 12 Rabiul awwal tahun gajah menurut mazhab sunni 570 M, bintang ini tak pernah padam walaupun 14 abad setelah ketiadaannya, bahkan ia semakin terang dan semakin terang, dari bintang ini terlahir 13 bintang yang lain, yang selalu menjadi hujjah bagi bintang-bintang yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya. Ia memiliki silsilah yang berhubungan langsung dengan jawara Tauhid melalui anaknya Ismail AS, yang dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara dari perbuatan-perbuatan mensekutukan Tuhan. Ia begitu suci sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada maksud, ia adalah rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi pun tak kan sanggup memikulnya.

<

2 komentar:

  1. ASS WR WRB.
    bang mustakim,ane bleh minta lagu hadroh-nye gk??download dimane-ye bang??
    klo pengen bales pesen-nye kesini aj bang
    ary.albachri@yahoo.co.id
    makasih sebelumnye bang.
    ass ..

    BalasHapus
  2. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ……………..

    Setiap yg melaksanakan maulid , selalu berkata karena cintanya yg sangat besar kpd Nabi SAW. Sekarang kita bertanya , kalau dibandingkan para sahabat Nabi SAW , apakah kecintaan kita berada di atas kecintaan para sahabat kepada Rasulullah SAW.. Toh mereka tidak pernah merayakan maulid , bahkan setelah Nabi SAW wafat , para sahabat tak buat itu maulid , tahlilan untuk Nabi SAW , baik yg 7 hari , 40 hari , 100 hari , haulan. Anehnya lagi sekarang acara maulid , saat baca marhaban diledakkan mercun / petasan / kembang api , saat Ustadz-nya datang / pulang juga diledakkan mercun / petasan dan kembang api , AJARAN APA LAGI INI !!!!….

    Padahal , semasa Nabi SAW hidup , beberapa anak beliau ada yg meninggal dunia lebih dahulu , bahkan Siti Khadijah yg sangat beliau cinta dan sayangi dan beberapa sahabat beliau juga ada yg meninggal ketika beliau masih hidup. Tolong tunjukkan riwayatnya atau dalilnya ( Al-Qur’an maupun As-Sunnah ) yg mendukung bahwa kegiatan ini ada dilakukan oleh Nabi SAW dan para sahabat beliau.Bahkan dalil yg dijadikan alasan bolehnya kita mengadakan maulidan , tahlilan , marhabanan , yasinan , dan perbuatan bid'ah lainnya ( hanya ada dhalalah ) , dengan memakai dalil Al-Qur'an dan Hadist ( yg katanya shahih , tp mungkin saja palsu ) , Yg membingungkan kita , dalil yg dijadikan alasan itu sudah ada di masa Nabi dan para sahabat , ttp kenapa Rasulullah SAW dan para sahabat bahkan sampe zaman Tabi'it Tabi'in kegiatan itu tak pernah dilakukan ,

    Saya pernah bertanya kepada ulama/ustadz yg melakukan tahlilan / haulan / maulidan . Mereka beralasan itukan dan inikan baik. Sekarang kita bertanya , ini itu baik menurut siapa , karena Rasulullah SAW tentu lebih tau mana yg terbaik buat ibadah umatnya dan para sahabat ( utamanya Khalifatur Rasyidin ) lebih tahu mana dengan kita, , mana-2 yg baik untuk mempertebal ke-Imanan / ke-Islaman kita ketimbang umat-2 yg datang kemudian , apalagi kita yang ke-Imanan dan ke-Islamannya masih terlalu rendah , berani-2 bilang ini itu baik……

    Apalagi Allah SWT dlm firmanNya di Surah Al-Maidah ayat 3 , menyatakan Islam itu sudah sangat sempurna , jadi jangan ditambah-2in. Kalau kita berani nambah-2in amalan Ibadah , itu artinya : Allah SWT tidak menurunkan Al-Qur'an secara lengkap , masih ada yg terlupakan atau Rasullullah SAW yg lupa menyampaikan / mencontohkannya kepada para sahabat-2nya. Padahal , Masih banyak perintah Allah dan RasulNya yg belum kita laksanakan. Untuk apa pula kita cari-2 tambahan yg lain , yg Nabi tak memberikan contohnya.

    Syukran……

    BalasHapus